Petani Desa Kedungasri, Banyuwangi, Mandiri dengan Pupuk Organik dari Kotoran Hewan
Suara Pecari – Petani di Desa Kedungasri, Tegaldlimo, Banyuwangi, kini menunjukkan kemandirian mereka dengan tidak mengandalkan pupuk subsidi. Mereka telah beralih ke produksi pupuk organik dari kotoran hewan sejak setahun yang lalu. Proses ini diprakarsai oleh Lembaga Pengelola Desa Hutan (LPHD) Kedungasri, yang dengan sukses menghasilkan pupuk organik dari kotoran ternak warga sekitar.
Pada awalnya, petani di Desa Kedungasri menghadapi kendala dalam mendapatkan pupuk subsidi, yang seringkali tidak cukup untuk kebutuhan mereka. Namun, sejak setahun terakhir, mereka telah beralih ke produksi pupuk organik sebagai alternatif yang lebih berkelanjutan. Hal ini didorong oleh LPHD Kedungasri yang dipimpin oleh Supiyono.
“Dalam sekali pengolahan, kami bisa mengolah 3 sampai 4 ton pupuk organik,” kata Ketua Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) Kedungasri, Supiyono. dikutip dari Surya 29/10/2023
Bahan baku untuk pupuk organik mereka didapat dari warga sekitar yang memelihara sapi. Kotoran hewan ini dikumpulkan dan diolah oleh LPHD, melalui proses yang memakan waktu 1-2 pekan. Proses fermentasi adalah tahapan terpenting dalam pembuatan pupuk organik ini, yang melibatkan penghilangan kandungan gas dari kotoran hewan.
Pupuk organik yang dihasilkan kemudian dikemas dalam wadah berukuran 35 kilogram. Selain digunakan oleh anggota LPHD, pupuk organik ini juga dijual dengan harga Rp 15 ribu per kemasan. Permintaan terhadap produk ini cukup tinggi, tidak hanya dari warga Desa Kedungasri sendiri, tetapi juga dari desa-desa sekitar.
Supiyono menyebut bahwa awal mula petani Desa Kedungasri serius dalam produksi pupuk organik ini adalah berkat pendampingan dari Aliansi Relawan untuk Penyelamatan Alam atau Arupa, yang bekerja sama dengan Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup Kementerian Keuangan.

