Deklarasi Pemilu Damai Bersama Stakeholder, Banyuwangi Siap Menyambut Pemilu 2024

Deklarasi Damai, Banyuwangi Siap Menyambut Pemilu Damai

Suara Pecari – Banyuwangi hari ini menjadi saksi pelaksanaan Deklarasi Pemilu Damai yang digelar secara serentak di 9 Kodim di bawah komando Korem 083/Baladhika Jaya. Dalam acara ini, berbagai elemen masyarakat, termasuk Partai Politik, tokoh masyarakat, pemerintah daerah, perangkat desa, LSM, dan jurnalis, berkumpul untuk berkomitmen bersama menjaga perdamaian dan mencegah potensi konflik selama periode pemilihan umum.

Dandim 0825 Banyuwangi, Letkol Kav Eko Julianto Ramadan, menyoroti pentingnya upaya mengedukasi masyarakat tentang bahaya berita hoaks dan ujaran kebencian dalam mencegah kerusuhan yang dapat terjadi selama pemilu. Deklarasi ini merupakan langkah konkret dalam menjawab instruksi dari Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal TNI Agus Subiyanto.

“Sesuai instruksi Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KASAD) Jenderal TNI Agus Subiyanto, Deklarasi pemilu damai ini serentak digelar untuk mencegah potensi terjadinya kericuhan. Pemilu Indonesia punya potensi menimbulkan kericuhan kalau tidak kemas dengan baik. Jangan sampai muncul konflik, karena yang pasti kalau ada konflik, tidak tahu siapa yang benar dan salah, siapa yang menang siapa yang kalah. dan pasti yang dirugikan pasti rakyat” terang letkol Eko kepada wartawan, Senin (30/10).

Selain pengedukasian terhadap bahaya berita palsu, Kodim Banyuwangi juga telah menyiagakan Babinsa untuk melakukan deteksi dini terhadap potensi kerusuhan. Babinsa bertugas mengidentifikasi pemicu konflik dari dunia siber, termasuk media sosial, sebagai langkah antisipatif untuk menjaga perdamaian di wilayah tersebut.

Sementara itu, Divisi perencanaan data dan informasi KPU Banyuwangi, Eko Sumanto, menjelaskan bahwa KPU sedang melakukan rapat koordinasi dengan KPU Provinsi untuk melakukan pemetaan daerah konflik. Hal ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengatasi potensi kerawanan terkait kampanye di tingkat desa dan kecamatan.

Upaya pencegahan konflik juga telah dilakukan oleh KPU Banyuwangi melalui sosialisasi di beberapa pesantren di wilayah tersebut. Sosialisasi ini merupakan langkah untuk mengedukasi masyarakat tentang bahaya berita hoaks dan ujaran kebencian yang dapat mengganggu proses demokrasi yang aman dan damai.

“langkahnya adalah, sebelumnya sudah ada kegiatan KPU Goes to pesantren tanggal 22 Oktober sebagai momen hari santri dan 28 pada momen sumpah pemuda dalam rangka sosialisasi pendidikan pemilih sebagaimana yang dilakukan KPU RI agar terhindar dari berita-berita hoaks. Berita Hoax atau ujaran kebencian yang bisa mengganggu pesta demokrasi ini,” kata Eko.

Semua upaya ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang aman, damai, dan kondusif selama periode pemilihan umum, sehingga masyarakat Banyuwangi dapat menyambut pesta demokrasi dengan baik dan tanpa potensi konflik yang mengganggu kedamaian.