Rusia Tolak Lanjutkan Negosiasi Pengendalian Senjata Nuklir dengan AS

Rusia Tolak Lanjutkan Negosiasi Pengendalian Senjata Nuklir dengan AS (photo- Reuters)

Suara Pecari, Moskow – Rusia secara tegas menyatakan penolakan untuk melanjutkan negosiasi pengendalian senjata nuklir dengan Amerika Serikat (AS) terkait dengan konflik di Ukraina. Hubungan antara kedua negara ini telah mencapai titik terendah sejak Perang Dingin, terutama setelah invasi Rusia ke Ukraina. Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, mengungkapkan bahwa AS mengusulkan pemisahan isu nuklir dan Ukraina untuk melanjutkan pembicaraan, suatu usulan yang tidak dapat diterima oleh Rusia.

Lavrov menegaskan bahwa negara-negara Barat tidak menunjukkan keinginan untuk menyelesaikan konflik di Ukraina dan mendengarkan kekhawatiran Rusia. “Kami tidak melihat sedikit pun keinginan dari AS atau NATO untuk menyelesaikan konflik Ukraina dan mendengarkan kekhawatiran Rusia,” kata Lavrov, seperti yang dikutip dari Reuters, 18/1/2024.

Menteri Luar Negeri Rusia juga menuduh negara-negara Barat telah mendorong Ukraina untuk menggunakan senjata jarak jauh, memperburuk situasi dan memperpanjang konflik. Lavrov mengatakan bahwa serangan semacam itu semakin intensif, termasuk serangan ke Kota Belgorod yang terjadi pada 30 Desember dan menewaskan 25 orang. Dia berpendapat bahwa tidak ada alasan untuk membahas pengendalian senjata nuklir saat negara-negara Barat terlibat dalam perang hibrida terhadap Rusia.

Perjanjian pengendalian senjata nuklir antara AS dan Rusia, New START, tampaknya tidak akan dilanjutkan. Perjanjian ini, yang membatasi penyebaran hulu ledak nuklir strategis, akan berakhir pada Februari 2026. Kegagalan kesepakatan ini akan meninggalkan kedua negara tanpa perjanjian senjata nuklir, memperumit situasi yang sudah tegang, terutama dengan eskalasi konflik Rusia-Ukraina yang menjadi krisis paling panas sejak krisis rudal Kuba pada 1962.