Tradisi Puter Kayun: Napak Tilas Akar Budaya Masyarakat Boyolangu

Tradisi Puter Kayun, Akar Budaya Masyarakat Boyolangu

Banyuwangi, Suara Pecari – Puter Kayun merupakan sebuah ritual napak tilas yang mengingatkan warga Boyolangu akan akar budaya mereka, dengan melakukan perjalanan menuju wisata Watudodol setiap 10 Syawal. Tradisi ini bukan hanya sekadar upacara, tetapi juga merupakan bentuk penepatan janji kepada para leluhur yang telah membuka akses di kawasan Banyuwangi utara.

Dalam pelaksanaannya, banyak anak muda yang aktif terlibat dalam ritual Puter Kayun, mengarak delman sebagai bagian dari kesaksian hidup atas penghormatan kepada leluhur dan kesetiaan terhadap warisan budaya. Seiring dengan pesatnya modernisasi, keberlangsungan tradisi seperti Puter Kayun menjadi semakin berharga dan menarik bagi masyarakat untuk dipelajari.

Sebuah wawancara dengan salah satu warga menegaskan pentingnya memelihara tradisi ini di tengah arus globalisasi. Menurutnya, Puter Kayun bukan hanya sekadar warisan budaya, tetapi juga menjadi simbol kebersamaan yang menginspirasi banyak orang.

Plt Kepala Dinas Pariwisata Banyuwangi, Taufik Rohman, menegaskan komitmen Pemerintah Kabupaten Banyuwangi dalam menjaga keberagaman budaya daerah. Menurutnya, adat, tradisi, dan budaya Banyuwangi merupakan prioritas pelestarian, dengan tradisi seperti Puter Kayun, Barong Ider Bumi, dan Seblang Olehsari sebagai bagian integral dari warisan budaya yang memperkaya kekayaan budaya Banyuwangi.

“Untuk Event tradisi Budaya setelah lebaran di Banyuwangi memang banyak. Selain Puter Kayun, ada Barong Ider Bumi dan Seblang Olehsari yang masih berlangsung,” kata Taufiq.

Dengan demikian, tradisi Puter Kayun tidak hanya menjadi perayaan lokal semata, tetapi juga menjadi magnet bagi wisatawan yang ingin merasakan keberagaman budaya dan sejarah yang kaya di Banyuwangi. Dengan menjaga dan merayakan tradisi ini, masyarakat Osing Banyuwangi tetap menghormati akar budaya mereka sambil menginspirasi generasi mendatang untuk memelihara dan menghargai warisan budaya yang telah ditinggalkan oleh para leluhur.