BKKBN dan Komisi IX DPR RI Gencar Sosialisasi Penurunan Stunting di Kota Batu
Kota Batu – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bekerja sama dengan Komisi IX DPR RI terus melakukan sosialisasi penurunan angka stunting di berbagai wilayah, termasuk Kota Batu. Acara sosialisasi ini digelar di Taman Dolan, Desa Pandanrejo, dan berlangsung secara hybrid melalui platform Zoom pada Kamis (22/8).
Acara ini dihadiri oleh beberapa narasumber penting, seperti Kris Dayanti, anggota Komisi IX DPR RI, Irfan Indiarsono, Kepala Diklat KKB Malang, Sukamto, Ketua Tim Kerja Lapangan Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur, serta Ninil Yunita Ningsih, Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat dan Perekonomian.
Diawali dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan Mars Keluarga Berencana (KB), acara dilanjutkan dengan sambutan dari perwakilan tuan rumah, Lurah Pandanrejo, yang menyampaikan rasa terima kasih kepada BKKBN atas penyelenggaraan sosialisasi ini. Ia berharap kegiatan ini dapat memberikan manfaat dan diterapkan oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari untuk mengurangi dampak buruk stunting.
Kris Dayanti dalam sambutannya menyoroti bahwa masih banyak pemerintah daerah yang belum memahami sepenuhnya masalah stunting, meski mereka bertanggung jawab atas penurunan angka stunting di wilayah masing-masing. Menurutnya, pemahaman yang mendalam tentang pencegahan dan penanganan stunting sangat penting agar pemerintah daerah dapat menjalankan amanat Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.
“Pemahaman mengenai stunting masih belum merata di seluruh daerah, padahal ini merupakan tanggung jawab para pemimpin daerah,” tegas Kris Dayanti.
Ia juga mengimbau para calon pengantin untuk secara rutin memeriksakan kesehatan sebelum menikah, guna memastikan kondisi kesehatan dan gizi calon pasangan dapat terjaga dengan baik. Menurutnya, hal ini penting untuk mencegah masalah kesehatan dan gizi pada anak yang akan dilahirkan.
Sukamto, salah satu narasumber, menjelaskan bahwa pencegahan stunting harus dimulai dari pendampingan orang tua terhadap calon pengantin dan pemantauan perkembangan anak-anak balita. Ia juga mendorong semua pihak untuk mempercepat penanganan stunting dengan menerapkan pola “triple helix” dan mendirikan dapur umum di kampung-kampung KB, terutama di daerah dengan angka stunting yang tinggi.
Melalui program 1.000 Mitra untuk 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), BKKBN terus mengedukasi masyarakat dan meningkatkan kapasitas tim percepatan penurunan stunting. Program ini juga memanfaatkan makanan berbasis kearifan lokal melalui Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT) serta memperkuat peran dan keterampilan remaja dalam kesehatan reproduksi.
“Kita harus mengedepankan pola makan yang teratur dan sehat, serta pola hidup bersih dan sehat,” ujar Sukamto di hadapan ratusan peserta sosialisasi.
Acara sosialisasi ini menjadi salah satu langkah penting dalam upaya penurunan stunting di Indonesia, terutama di wilayah Jawa Timur, dengan harapan angka stunting bisa terus ditekan dalam beberapa tahun mendatang.

