Kemampuan Literasi dan Numerasi di Banyuwangi Meningkat, Jadi Fokus Program PISA 2025
Banyuwangi – Laporan pendidikan 2024 dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) menunjukkan adanya peningkatan signifikan dalam kemampuan membaca, menulis, dan menghitung di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
dilansir dari laporan tersebut, Minggu 25 Agustus 2024, tercatat bahwa skor kecakapan literasi siswa pada jenjang SD meningkat dari 80,56 pada tahun 2023 menjadi 84,54 pada tahun 2024. Skor numerasi juga mengalami lonjakan dari 65,15 pada 2023 menjadi 78,87 pada 2024.
Untuk tingkat SMP, angka literasi naik dari 73,48 pada 2023 menjadi 82,01 pada 2024. Skor numerasi juga meningkat dari 53,21 menjadi 78,09 dalam periode yang sama.
Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, menyambut baik capaian tersebut dan memberikan apresiasi kepada semua pihak terkait. “Alhamdulillah capaian ini merupakan buah kerja keras dan kerja bersama seluruh pemangku kepentingan di Banyuwangi. Terima kasih yang spesial untuk para guru dan pengajar di Banyuwangi,” ujar Ipuk.
Ipuk juga mengungkapkan bahwa Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi telah menunjuk Banyuwangi sebagai salah satu daerah perintis untuk peningkatan Programme for International Student Assessment (PISA) Indonesia pada tahun 2025. PISA adalah studi internasional yang mengukur kompetensi siswa berusia 15 tahun dalam tiga domain utama: literasi, numerik, dan sains. Studi ini dilakukan setiap tiga tahun oleh Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) untuk menilai kualitas pendidikan di berbagai negara.
“Ada 14 daerah se-Indonesia yang dipilih untuk program peningkatan PISA, salah satunya Banyuwangi. Nantinya akan ada sejumlah program dari pusat yang akan di-deliver ke Banyuwangi terkait peningkatan literasi, numerik, dan sains. Ini tentunya sangat bermanfaat bagi siswa-siswa di sini,” kata Ipuk.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuwangi, Suratno, menyatakan bahwa capaian angka literasi dan numerasi Banyuwangi tahun 2024 masuk dalam kategori baik. “Artinya, sebagian besar siswa di Banyuwangi telah mencapai batas kompetensi minimum untuk literasi dan numerasi,” jelas Suratno, seperti dikutip dari antara
Peningkatan ini diharapkan dapat terus berlanjut dan memberikan dampak positif bagi kualitas pendidikan di Kabupaten Banyuwangi, menjadikannya sebagai model sukses dalam program-program pendidikan di masa depan.

