Harga Cengkeh di Lumajang Anjlok, Petani Terpaksa Menyimpan Hasil Panen

Harga Cengkeh di Lumajang Anjlok, Petani Terpaksa Menyimpan Hasil Panen

Lumajang — Stok cengkeh melimpah di Kabupaten Lumajang seiring dengan musim panen yang sedang berlangsung. Namun, kondisi tersebut tidak serta merta menguntungkan bagi para petani di kawasan Kecamatan Senduro. Mereka kini menghadapi penurunan harga cengkeh yang tajam.

Sutrisno Woko (48), seorang petani cengkeh dari Senduro, mengungkapkan bahwa harga cengkeh kering saat ini anjlok menjadi Rp30 ribu per kilogram, padahal sebelumnya mencapai Rp120 ribu per kilogram. “Ini karena memasuki musim panen. Harga turun drastis seiring dengan melimpahnya stok cengkeh,” kata Sutrisnoseperti dikutip dari tribun, kamis(5/9/2024).

Untuk mengatasi penurunan harga, banyak petani memilih untuk menyimpan cengkeh yang sudah dikeringkan. Sutrisno menjelaskan bahwa mereka berharap harga dapat pulih ketika permintaan pasar meningkat. “Mau tidak mau, kami harus mengikuti harga pasaran. Sebagian petani menyimpan cengkeh yang sudah dijemur untuk menunggu harga kembali stabil,” terangnya.

Senada dengan Sutrisno, Suki (39), petani cengkeh di Desa Senduro, juga mengungkapkan bahwa harga cengkeh basah saat ini sekitar Rp30 ribu per kilogram. “Harga tersebut adalah harga normal saat musim panen. Namun, jika cengkeh basah diolah menjadi cengkeh kering, satu kilogram cengkeh kering memerlukan tiga kilogram cengkeh basah,” jelas Suki.

Suki menambahkan, harga cengkeh bisa mengalami kenaikan jika permintaan pasar membaik. “Saat permintaan tinggi, harga cengkeh basah bisa mencapai Rp35 ribu per kilogram,” ujarnya.

Penurunan harga cengkeh ini merupakan imbas dari hukum pasar yang mempengaruhi komoditas pertanian. Para petani di Lumajang berharap harga cengkeh dapat kembali pulih setelah musim panen berakhir dan permintaan pasar meningkat.