IBI Banyuwangi Luncurkan Inovasi “Barak Pitu” untuk Tekan Angka Kematian Ibu dan Bayi serta Cegah Stunting

IBI Banyuwangi Luncurkan Inovasi "Barak Pitu" untuk Tekan Angka Kematian Ibu dan Bayi serta Cegah Stunting

Banyuwangi — Dalam upaya menekan angka kematian ibu dan bayi (AKI/AKB) serta mencegah stunting, Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Kabupaten Banyuwangi meluncurkan inovasi Barak Pitu, yang merupakan singkatan dari “Banyuwangi Bergerak Peduli Ibu Hamil Tujuh Terlalu”, 9 September 2024.

Program ini berfokus pada pencegahan tujuh kondisi kehamilan yang berisiko, yakni terlalu muda, terlalu tua, terlalu lambat hamil, terlalu cepat hamil, terlalu kurus, terlalu gemuk, dan terlalu pendek.

Yulianingsih, Ketua IBI Banyuwangi, menyatakan bahwa sebanyak 1.828 bidan di kabupaten tersebut telah terlibat dalam pelaksanaan program ini.

“Kami para bidan telah sepakat untuk menggiatkan Barak Pitu saat pelayanan kebidanan. Jika ditemukan kasus, rujukan dini segera dilakukan untuk intervensi lebih lanjut dari rumah sakit dan dokter kandungan,” ujarnya pada perayaan HUT ke-73 IBI.

Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, memberikan apresiasi terhadap peran aktif bidan dalam upaya menurunkan AKI/AKB dan stunting. Ia menekankan bahwa penanganan masalah ini tidak hanya penting untuk kesehatan, tetapi juga berpengaruh terhadap pembangunan manusia dan ekonomi di masa depan.

“Kami sangat mengapresiasi dedikasi rekan-rekan IBI dan meminta semua pihak, termasuk kader masyarakat, untuk terlibat aktif dalam pencegahan ini,” katanya.

Ipuk juga menekankan perlunya edukasi sejak dini kepada remaja, calon pengantin, dan ibu hamil mengenai pentingnya gizi dalam tumbuh kembang anak. “Kami mengapresiasi inovasi Barak Pitu dari IBI Banyuwangi dan berharap semua pihak dapat bersinergi untuk mengatasi masalah stunting dan AKI/AKB,” tambahnya.

Inovasi Barak Pitu ini menggandeng berbagai pihak, termasuk dokter spesialis anak dan spesialis kebidanan, untuk memastikan penanganan stunting dan pencegahan kematian ibu dan bayi lebih efektif.