PEREMPUAN DI GELAP MALAM PURNAMA
PEREMPUAN DI GELAP MALAM PURNAMA
tanpa lelah mendekati riuh atau sunyinya malam,
bersama doa menunggu sampai waktu izinkan untuk di ijabah
di antara munajat perempuan ini, ada tersirat suatu yang begitu indah
meski mulanya di anggap menakutkan
bukan lagi tentang sejenak menangis dalam hujan
atau menepi tertawa di masa kesukaran
atau melihat semu di masa kemudahan
dalam proses perjalanan yang berbeda
dalam gelap ada kilauan cahaya
seakan menukar balik cahaya dengan gelap
perempuan ini tetap di sisi gelap
hanya karena ingin melihat-Nya selalu dalam terang
beberapa saat sebelumnya perempuan ini singgah,
lewat realitas memuakkan pada tampilan dunia rekaan,
ada sketsa mendominasi pencahayaan remang – remang,
terus memuakkan dari bangunan yang berwarna kehijauan aneh
terselubung sepanjang labirin ingatan perempuan ini
berharap bisa mengakhiri kesedihan dan bangkit kembali
dari cangkang keterpurukan
dan kini perempuan ini lebih bersyukur
dalam melihat semua sisi kehidupan
memberikan waktu keagungan Tuhan pada hidupnya
menjadikan doa hati sebagai sarangnya,
mengukir doa di langit tanpa ada yang mampu menghadangnya
menjadi purnama di hati tanpa ada yang bisa menggantikannya
dan selalu berbisik : “ biarkan aku tenggelam serta menari dalam samudera gelap malam”
Puisi
Sultan Musa
Samarinda – Kalimantan Timur -2021-

