Ngopi Sepuluh Ewu, Tradisi Ngopi Suku Osing Banyuwangi yang Menghangatkan
Festival Ngopi Sepuluh Ewu, tradisi minum kopi khas suku Osing Banyuwangi, kembali digelar pada Rabu malam (6/11/2024) di Desa Adat Kemiren, Kecamatan Glagah, Banyuwangi. Event tahunan yang telah menjadi ikon pariwisata Banyuwangi ini kembali memikat ribuan wisatawan.
Sejak pertama kali diadakan pada tahun 2014, festival ini selalu sukses menyatukan warga dan wisatawan dalam suasana hangat dan penuh keakraban. Di sepanjang jalan utama Desa Kemiren, rumah warga disulap menjadi warung kopi dadakan. Teras-teras rumah diubah menjadi area lesehan dan meja-meja untuk menikmati kopi.
Pengunjung disambut dengan beragam pilihan kopi, mulai dari arabika dan robusta hingga house blend khas racikan warga Kemiren. Tak hanya kopi, aneka jajanan tradisional juga tersedia untuk menemani momen kebersamaan.
“Selalu senang kembali ke Festival Ngopi. Alhamdulillah, kami sengaja buat acara temu kangen bareng teman sekolah dan berkunjung ke rumah Pak Osok,” ujar Putra Pengayoman, seorang perantau di Palangkaraya, yang bertemu dengan teman lama di festival ini.
Suroso, warga Kemiren yang menjadi induk semang (orang tua asuh) Putra Pengayoman saat sekolah, mengatakan bahwa budaya masyarakat Osing adalah memuliakan tamu. “Masih punya kontak dan turut senang bisa ngobrol lagi sama anak-anak. Semoga semuanya sukses,” harap Osok, panggilan Suroso.
Pengunjung dari Jerman, Malte dan Kathi, juga merasakan kehangatan khas Ngopi Sepuluh Ewu. “Mampir ke Banyuwangi bareng sahabat lama dan ada event minum kopi ini mengingatkan saya dengan tradisi yang sama di Jerman. Kita minum bersama dengan kawan layaknya saudara. Ini kopinya sangat enak,” tutur Malte.
Plt. Bupati Banyuwangi, Sugirah, mengatakan tradisi Ngopi Sepuluh Ewu lebih dari sekadar acara minum kopi bersama, tetapi merupakan pertunjukan budaya yang menggambarkan keramahan dan kemurahan hati masyarakat Osing.
“Ngopi Sepuluh Ewu merupakan sebuah pertunjukan budaya yang menggambarkan keramahan dan kemurahan hati masyarakat Osing, sekaligus mempererat rasa persaudaraan antar warga,” kata Sugirah.
Kepala Desa Kemiren, Muhamad Arifin, menjelaskan bahwa Ngopi Sepuluh Ewu digelar bersama dengan perayaan Hari Jadi Desa Kemiren pada tanggal 5 November.
“Kami sengaja mengundang seluruh masyarakat Banyuwangi dan wisatawan datang ke perayaan Desa Kemiren untuk merasakan kehangatan dan persaudaraan dalam setiap teguk kopi.” jelas Arifin.

