Pemkab Banyuwangi Beri Pendampingan Psikologis kepada Keluarga Korban Dugaan Pembunuhan Siswi Kelas Satu MI
Banyuwangi – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi bergerak cepat memberikan pendampingan kepada keluarga korban kasus dugaan kekerasan seksual dan pembunuhan siswi MI berusia 7 tahun di Desa Kalibaru Manis, Kecamatan Kalibaru. Tragedi memilukan ini terjadi pada Rabu (13/11/2024) dan telah mengundang duka mendalam, terutama bagi ibunda korban yang saat ini tengah hamil tua.
“Sejak kemarin, setelah mendapat informasi mengenai kejadian ini, kami langsung menerjunkan tim untuk melakukan pendampingan, terutama bagi ibunda korban yang hamil tua dengan usia kandungan memasuki 8 bulan,” ujar Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan KB, Henik Setyorini, Kamis (14/11/2024).
Henik menyampaikan bahwa kondisi psikologis ibunda korban sangat terguncang. “Ibunda korban sering mengigau dan memanggil nama almarhumah anaknya. Meski sudah mulai makan, itu pun hanya dalam jumlah sedikit,” tambah Henik. Tim P2TP2A (Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak) terus memberikan motivasi dan pendampingan intensif kepada keluarga korban.
Selain pendampingan psikologis, Satgas PPA bersama Tim P2TP2A telah mendampingi proses visum dan autopsi di RSUD Genteng sejak kejadian berlangsung pada 13 November. Pemkab Banyuwangi memastikan bahwa seluruh biaya visum dan autopsi ditanggung penuh oleh pemerintah daerah.
Henik menegaskan bahwa tim P2TP2A juga telah mendatangi rumah duka untuk melihat kondisi keluarga dan memastikan proses penanganan dilakukan sesuai prosedur hukum. Mereka juga mengunjungi lokasi kejadian dan makam korban bersama Kepala Kantor Kemenag Banyuwangi, yang turut menjadi anggota Satgas PPA.
“Tim P2TP2A akan mengawal kasus ini hingga proses hukum di pengadilan selesai dan memastikan keadilan bagi korban dan keluarganya,” tegas Henik.
Kasus ini sedang dalam penanganan Polresta Banyuwangi. Korban, yang diketahui berinisial DCN, adalah siswi kelas I di Madrasah Ibtidaiyah setempat. Tragedi ini terungkap ketika orang tua korban mulai merasa cemas karena korban tidak pulang setelah jam sekolah. Setelah menanyakan kepada pihak sekolah dan mengetahui bahwa korban telah meninggalkan sekolah tepat waktu, keluarga beserta guru mulai mencari keberadaan korban.
Korban ditemukan dalam keadaan tak bernyawa di semak-semak kebun tak jauh dari rumahnya, dengan posisi terlentang. Meski sempat dibawa ke klinik, nyawa korban tidak dapat diselamatkan.
Masyarakat Kalibaru dan sekitarnya masih dirundung duka, dan mereka berharap agar pelaku segera diidentifikasi serta diadili dengan hukuman yang setimpal.

