Ritual Larung Sesaji di Kampung Mandar: Momen Sakral dalam Melestarikan Budaya Banyuwangi

Ritual Larung Sesaji di Kampung Mandar: Momen Sakral dalam Melestarikan Budaya Banyuwangi

Banyuwangi – Kelurahan Kampung Mandar di Banyuwangi kembali menggelar tradisi ritual Selamatan Laut yang telah berlangsung sejak abad ke-18. Acara ini menjadi tradisi adat bagi masyarakat kampung Mandar, yang bertujuan untuk mengungkapkan rasa syukur kepada alam sekaligus melestarikan budaya leluhur yang syarat makna. Tahun ini, Selamatan Laut dilaksanakan selama tiga hari, mulai 15 hingga 17 November 2024, dengan rangkaian acara yang beragam dan penuh makna.

Ketua Adat Kampung Mandar, Puang Faizal Riezal Daeng Galak, atau yang akrab disapa Icang, menjelaskan bahwa selain sebagai ritual adat, acara ini juga mengandung unsur edukasi sejarah yang penting, terutama bagi generasi muda. Salah satu highlight acara adalah pameran arsip budaya Mandar yang digelar di Jl. DI Panjaitan, Kelurahan Mandar. Pameran ini menampilkan berbagai artefak dan dokumen sejarah tentang kedatangan suku Mandar di Banyuwangi, serta memperkenalkan budaya, pakaian, dan senjata adat Mandar kepada masyarakat.

“Pameran arsip ini menjadi sarana edukasi bagi masyarakat, khususnya pelajar, untuk lebih mengenal sejarah dan tradisi Mandar,” ujar Faizal, Sabtu (16/11/2024).

Rangkaian acara diawali dengan ziarah ke makam tokoh Mandar pada 15 November, dilanjutkan dengan hiburan musik dan tari khas Mandar. Pada malam harinya, acara dilanjutkan dengan pengajian dan pentas hiburan rakyat. Pada 16 November, dibuka juga kuliner Mandar yang menggugah selera, yang disertai dengan pameran arsip budaya.

Puncak acara Selamatan Laut berlangsung pada 17 November, dimulai dengan prosesi larung sesaji berupa kepala sapi yang dihiasi dengan ubo rampe dan minyak Mandar. Kepala sapi yang telah dilumuri kunyit bersama sesaji lainnya dijaga semalaman sebelum akhirnya dilarung ke laut pada pagi hari. “Minyak Mandar adalah salah satu keunikan dari Selamatan Laut kami. Minyak ini khusus dibuat oleh Suku Mandar dan digunakan dalam prosesi sesaji,” ungkap Faizal.

Sesaji tersebut diarak menuju kapal dan dibawa ke tengah laut di Selat Bali, melalui pantai Ancol atau yang dikenal dengan nama Plengsengan. Puluhan kapal nelayan turut serta mengiringi prosesi larung sesaji, yang menjadi simbol rasa syukur kepada alam dan Tuhan.

Selamatan Laut Kampung Mandar bukan hanya sebuah tradisi, tetapi juga merupakan wujud nyata kekayaan budaya dan warisan leluhur yang patut dilestarikan. Acara ini juga menjadi kesempatan bagi masyarakat luas untuk lebih mengenal dan memahami sejarah serta budaya suku Mandar yang telah menjadi bagian dari Banyuwangi selama berabad-abad.