Ratusan Mahasiswa Unair KKN ke Banyuwangi, Fokus Banyuwangi Hijau dan Anti-Bullying
BANYUWANGI – Ratusan mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) melaksanakan kuliah kerja nyata (KKN) di Banyuwangi, dengan fokus pada implementasi program lingkungan daerah “Banyuwangi Hijau” dan edukasi pencegahan kekerasan serta bullying pada anak. Sebanyak 440 mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu akan diterjunkan ke desa-desa di lima kecamatan selama periode 9 Januari – 7 Februari 2025.
Rombongan KKN yang dipimpin oleh Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan, Kedokteran, dan Ilmu Alam (FIKKIA) Unair Banyuwangi, Prof. Dr. Soetojo, disambut oleh Wakil Bupati Banyuwangi, Sugirah, di Pendopo Sabha Swagatha Blambangan pada Selasa (7/1/2025). Mahasiswa dari berbagai fakultas ini akan menyebar ke 44 desa/kelurahan di 5 kecamatan, yaitu Tegaldlimo, Muncar, Purwoharjo, Blimbingsari, dan Bangorejo.
Wabup Sugirah mengapresiasi Unair yang telah memilih Banyuwangi sebagai lokasi KKN. Ia berharap kehadiran mahasiswa dapat menjadi inspirator dan penyemangat bagi warga untuk mengembangkan daerahnya. “Kami juga berharap nantinya hasil dari program mahasiswa bisa menjadi masukan bagi pembuatan kebijakan publik ke depan,” imbuhnya.
Secara khusus, Sugirah juga meminta mahasiswa untuk memberikan perhatian pada edukasi pencegahan kekerasan dan bullying pada anak. “Ini menjadi PR bagi kita bersama bagaimana mencegah kekerasan pada anak terjadi. Saya minta mahasiswa bisa berkontribusi pada pencegahan masalah ini. Datang ke sekolah, ajak siswa-siswa berdiskusi,” kata Sugirah.
Prof. Dr. Soetojo menjelaskan bahwa program KKN Unair kali ini bertujuan memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mempraktikkan ilmu dan menimba pengalaman langsung di masyarakat. “Kami akan mengikuti apa yang menjadi perhatian pemkab bagaimana mahasiswa Unair bisa berkontribusi pada masalah-masalah daerah, termasuk yang diminta Pak Wabup tentang edukasi pencegahan kekerasan pada anak,” ujar Soetojo.
Selain itu, Unair juga siap mendukung pengoptimalan program Banyuwangi Hijau, yang merupakan program pengelolaan sampah berkelanjutan. Program ini menggabungkan model pengelolaan sampah perkotaan dalam konsep sampah sirkular, dengan penekanan pada solusi daur ulang guna meningkatkan nilai ekonomi sampah. “Mahasiswa akan kami ajak seperti mengedukasi pemilahan sampah, pengenalan konsep daur ulang, dan sebagainya,” kata Soetojo.

