Santri Ponpes Al Aziz Binaan Rahmat Jaya Handycraft Tampilkan Produk Kreatif di Banyuwangi Batik Festival 2025
Banyuwangi – Para santri dari Pondok Pesantren Al Aziz, Watukebo, Kecamatan Blimbingsari, menunjukkan kreativitas dan kemandirian ekonomi dalam ajang Banyuwangi Batik Festival (BBF) 2025, yang digelar di Gesibu Blambangan, Jumat (17/10/2025).
Berada di bawah binaan Rahmat Jaya Handycraft dan tergabung dalam Komunitas Pakarwangi (Paguyuban Kerajinan Artistik Banyuwangi), para santri memamerkan puluhan hasil kerajinan tangan khas UMKM, seperti gantung kunci, jam meja, kotak tisu, hingga hiasan bernuansa Gandrung.
“Ada sekitar 45 item kerajinan tangan yang ditampilkan. Santri ini dulunya ikut pelatihan keterampilan, sekarang sudah bisa praktik sendiri dan bahkan ada yang magang di tempat kami,” ujar Rahmat, pemilik Rahmat Jaya Handycraft.
Dari Pelatihan ke Produksi Mandiri
Produk-produk tersebut merupakan hasil nyata dari program pelatihan keterampilan bagi santri yang tidak hanya difokuskan pada pendidikan agama, tetapi juga pemberdayaan ekonomi berbasis keterampilan wirausaha.
Dua santri, Muhammad Sirojul Munir dan Moch. Fahmi Ali, turut menjaga stand UMKM dalam festival ini. Keduanya menceritakan bahwa mereka belajar dari workshop keterampilan, lalu mengembangkan produksi mandiri di pondok pesantren.
“Kami belajar dari pelatihan, lalu coba buat produk sendiri di pondok. Sekarang sudah bisa buat kaligrafi, kotak tisu, gantungan kunci, tempat pensil, dan lainnya. Ilmu ini bermanfaat dan punya nilai ekonomi,” kata Sirojul.
Harga Terjangkau, Produk Berkualitas
Produk UMKM santri ditawarkan dengan harga ramah di kantong, seperti:
- Gantungan kunci: Rp7.500
- Kotak tisu: Rp30.000
- Tempat pensil Gandrung: Rp20.000
- Hiasan patung Gandrung: Rp200.000
Rahmat berharap agar ke depan, pemerintah lebih memperhatikan UMKM binaan pondok pesantren yang sudah memiliki produk siap jual dan potensi berkembang.
“Santri sudah punya keterampilan dan produk sendiri. Harapannya, ada bantuan dan perhatian agar UMKM baru ini bisa tumbuh lebih besar,” jelasnya.
Kehadiran para santri ini membuktikan bahwa pondok pesantren dapat bertransformasi menjadi pusat pemberdayaan ekonomi kreatif, sekaligus memperkuat ekosistem UMKM lokal yang berdaya saing.


Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.