TPS3R Banyuwangi Hasilkan 60 Ton Bahan Bakar Alternatif RDF dari Sampah Plastik
BANYUWANGI — Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Reduce Reuse Recycle (TPS3R) di Banyuwangi sukses mengolah limbah plastik menjadi Refuse Derived Fuel (RDF), bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan. Sebanyak 60 ton RDF telah dikirim ke industri sebagai bahan bakar pengganti batu bara.
RDF merupakan bahan bakar alternatif hasil olahan sampah non-organik seperti plastik. Melalui proses pencacahan, pengeringan, dan pemadatan, sampah yang sebelumnya tidak bernilai kini diubah menjadi sumber energi baru yang berdaya guna tinggi.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengapresiasi keberhasilan TPS3R dalam menciptakan solusi pengelolaan sampah berkelanjutan. Menurutnya, inovasi ini membuktikan bahwa sampah plastik bisa memiliki nilai ekonomi jika diolah dengan tepat.
“Ada sampah plastik yang bernilai ekonomis dan tidak. Yang tidak ini biasanya menjadi limbah. Limbah inilah yang kemudian diubah menjadi RDF di TPS3R Banyuwangi,” ujar Ipuk, Kamis (6/11/2025).
Ipuk menegaskan bahwa Pemkab Banyuwangi terus memperluas pembangunan TPS3R sebagai bagian dari komitmen menuju pembangunan ramah lingkungan. Saat ini terdapat 26 TPS3R yang aktif beroperasi di Banyuwangi.
Salah satu di antaranya, TPS3R Tembokrejo di Kecamatan Muncar, bahkan meraih Plakat Adipura sebagai TPS3R Terbaik Nasional dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
“Ini merupakan bentuk nyata penerapan prinsip ekonomi sirkular, di mana limbah tidak lagi dibuang, tetapi diolah kembali menjadi produk bernilai guna. Langkah ini juga akan mengurangi beban tempat pembuangan akhir (TPA),” imbuh Ipuk.
Dua TPS3R yang telah berhasil memproduksi RDF yakni TPS3R Balak di Kecamatan Songgon dan TPS3R Tembokrejo di Kecamatan Muncar, dengan total produksi mencapai 60 ton RDF.
“Kami telah bekerja sama untuk bisa menyerap hasil RDF dari semua TPS3R di Banyuwangi. Ini akan menciptakan sistem yang berkelanjutan dan mendorong TPS3R untuk terus berproduksi,” tambah Ipuk.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Banyuwangi, Dwi Handayani, menjelaskan bahwa RDF yang dihasilkan memenuhi sejumlah standar industri, mulai dari nilai kalor, kadar air, sulfur, hingga klorin.
“Total RDF yang dihasilkan Banyuwangi sebanyak 60 ton. Rinciannya, TPS3R Balak Songgon 20 ton, dan TPS3R Tembokrejo Muncar 40 ton. RDF ini kami kirim ke PT Solusi Bangun Indonesia (SBI) pada Oktober 2025,” ujar Dwi Handayani.
PT Solusi Bangun Indonesia, perusahaan semen yang mengembangkan konsep co-processing, memanfaatkan RDF sebagai bahan bakar pengganti batu bara dalam proses produksi semen — langkah yang dinilai sejalan dengan upaya pengurangan emisi dan pengelolaan limbah berkelanjutan.
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.












