Bupati Ipuk Turun Gunung, Salurkan Bantuan Gerakan Banyuwangi Berbagi Hingga Pelosok

Bupati Ipuk Salurkan Bantuan Gerakan Banyuwangi Berbagi

BANYUWANGI – Semangat gotong royong dalam penanganan kemiskinan di Kabupaten Banyuwangi kembali ditunjukkan melalui Gerakan Banyuwangi Berbagi. Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, turun langsung menyalurkan bantuan ke kediaman Muanin, seorang lansia penyadap karet di tengah perkebunan terpencil di Lingkungan Sumber Pakem, Kelurahan Gombengsari, Kecamatan Kalipuro, pada Jumat (24/1/2025).

Muanin, yang lahir pada tahun 1936, tak menyangka rumahnya akan dikunjungi Bupati Ipuk beserta rombongan yang terdiri dari Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Kabupaten Banyuwangi, di antaranya Wakil Ketua DPRD Banyuwangi Hj. Mafruchatin Nikmah, Wakil Kepala Polresta Banyuwangi, perwakilan Kodim 0825/Banyuwangi, dan Lanal Banyuwangi. “Terima kasih, Bu,” ucap Muanin dengan wajah penuh haru, saat menerima bantuan sembako dari Ipuk.

Kebahagiaan tak hanya dirasakan oleh Mbah Muanin, tetapi juga oleh 18 ribu warga prasejahtera se-Kabupaten Banyuwangi yang terdata dalam database UGD Kemiskinan Banyuwangi. Mereka menerima bantuan sembako dan sumber protein dari berbagai pihak, mulai dari ASN, kepolisian, TNI, DPRD Banyuwangi, BUMN, BUMD, organisasi profesi, hingga para pelaku usaha.

“Gerakan berbagi dan bersedekah seperti ini, sejatinya sudah dilakukan oleh semua pihak. Namun, saat ini kita orkestrasi agar lebih tepat sasaran dan merata,” ungkap Ipuk.

Gerakan Banyuwangi Berbagi ini dipandu melalui aplikasi Smart Kampung, di mana data warga prasejahtera tercatat berbasis nama dan alamat (by name by address). Para donatur mendapatkan data warga secara langsung, dan dapat menyerahkan bantuan melalui kantor kecamatan terdekat atau langsung kepada penerima. “Kalau biasanya hanya dibagikan ke tetangga terdekat, dengan ini bisa tersalurkan hingga ke pelosok yang mungkin selama ini tidak tersentuh bantuan,” jelas Ipuk.

Aksi solidaritas ini menjadi alternatif dalam penanganan kemiskinan. Di tengah keterbatasan fiskal pemerintah daerah, gotong royong menjadi solusi. “Lebih-lebih di awal tahun seperti ini. Program bantuan dari pemerintah kebanyakan belum turun. Ini sangat membantu,” terang Ipuk.

Banyuwangi telah mencapai titik terendah kemiskinan dalam sejarahnya, dengan angka 6,54 persen menurut data BPS pada tahun 2024, turun dari 7,34 persen pada tahun sebelumnya. “Walaupun demikian, kita tidak boleh berpuas diri. Kita akan terus menekan sekecil mungkin angka kemiskinan ini, terutama pada tingkat kemiskinan ekstrem,” papar Ipuk.

Program penanganan kemiskinan di Banyuwangi tidak hanya bersifat kuratif, tetapi juga dilakukan secara terstruktur dari hulu hingga hilir, mulai dari peningkatan SDM, penyiapan lapangan pekerjaan, hingga perbaikan infrastruktur yang semuanya tertuang dalam RPJMD Banyuwangi. “Dengan perencanaan yang baik, dan ditopang gotong royong seluruh komponen masyarakat, saya yakin penanganan kemiskinan ini akan tuntas,” pungkas Ipuk.