SMK PGRI 5 Kencong, Mengikuti Karnaval Seni Dan Budaya, Dengan Tema Putri Domas

Jember, suarapecari.com – SMK PGRI 5 Kencong, mengikuti kegiatan karnaval seni dan budaya guna memperingati HUT RI yang ke 77, dengan tampilan yang berbeda unik dan menarik dengan tema Putri Domas yang merupakan asal usul sejarah di salah satu Desa di Kabupaten Jember. Kegiatan tersebut start dimulai dari Jalan raya Kraton depan Dira Kencong, finis sampai Desa Wonorejo, Kecamatan Kencong, Jember. Rabu, 24/08/2022.
Saiful Anwar Spd Kepala Sekolah SMK PGRI 5 menjelaskan, ia ingin mengangkat sejarah lokal yang jarang di angkat oleh temen temen yang lain, ia ingin mengenalkan masyarakat kencong dan masyarakat jember, bahwa di kencong itu ada sejarah itu yang perlu di angkat dan kita mengambil tema lokal itu biar Jember bisa lebih dikenal masyarakat luas. 
Untuk itu, Peserta kami tidak banyak karena awalnya di batasi, sebenarnya antusias anak anak kalau kita lepas kurang lebih seribuan peserta yang ikut, tapi kemarin surat edarannya dibatasi hanya 150 peserta, pungkasnya.
Dilansir dari laman: desapadomasan.blogspot.com.Desa Padomasan terletak di kecamatan Jombang kabupaten Jember, yang merupakan desa yang berbatasan langsung dengan kabupaten Lumajang sehingga disebut dengan desa pinggiran. 
Walaupun disebut dengan desa pinggiran, ternyata Padomasan memiliki sejarah yang unik. Nama Padomasan ternyata diambil dari kata “domas” yang merupakan nama seorang putri yang cantik dan baik tutur budinya. 
Putri Domas selalu melakukan kegiatan sosialnya di bawah pohon beringin, disitulah gadis tersebut mengajak masyarakat desa untuk belajar membuat kerajinan Tenong dan menjahit, tak heran jika di wilayah tertentu yang banyak tumbuh pohon beringin, merupakan tempat favorit putri Domas.
Suatu ketika desa tersebut diusik oleh bangsa-bangsa penjajah yang mengakibatkan desa tersebut menjadi tidak nyaman bagi penduduk desa begitu juga “putri Domas”, banyak warga yang menjadi korban perbudakan para penjajah.
Singkat cerita putri domas mulai bertindak untuk membuat strategi dengan warga desa untuk mengusir para penjajah, dengan menyiapkan berbagai macam peralatan perang tradisional, seperti bambu runcing yang dilumuri racun ular, membuat parang clurit dan masih banyak lagi.
Putri Domas mengomando para warga untuk menyerang para penjajah pada malam hari, dimana mereka sedang beristirahat,dan terjadilah pertempuran di desa tersebut untuk pertama kalinya, dan sebagai komando putri pun ikut berperang. Perjuangan Putri Domas tidak sia-sia, mereka dan penduduk desa  mengalahkan para penjajah tersebut walaupun nyawa  putri tersebut melayang, sehingga nama putri domas diabadikan sebagai nama sebuah desa di daerah tersebut dengan nama ” Padomasan”. (Dian)