Tradisi Tumpeng Sewu di Banyuwangi Menjadi Magnet Wisatawan Lokal dan Mancanegara

Tradisi Tumpeng Sewu di Banyuwangi Menjadi Magnet Wisatawan Lokal dan Mancanegara

Banyuwangi – Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, menyatakan bahwa tradisi dan budaya turun-temurun di Banyuwangi terus berkembang dan menjadi daya tarik wisata yang signifikan. Salah satu tradisi yang kini menarik banyak wisatawan, baik lokal maupun mancanegara, adalah ritual Tumpeng Sewu.

Pada Minggu (9/6) malam, warga Suku Osing di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, melaksanakan ritual Tumpeng Sewu. Tradisi ini melibatkan makan bersama dengan menyajikan seribu tumpeng di pinggir jalan, sebuah warisan adat leluhur yang sarat makna kebersamaan dan kekeluargaan.

“Kekhasan semacam ini banyak diminati wisatawan. Wisata tradisi ini juga bisa memperpanjang lama tinggal wisatawan di Banyuwangi,” ujar Bupati Ipuk pada Senin (10/6) di Banyuwangi. Menurutnya, saat ini banyak biro perjalanan yang menawarkan paket wisata dengan atraksi budaya sebagai salah satu destinasinya, termasuk Tumpeng Sewu.

Prestasi Desa Kemiren dalam ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2024 turut menunjukkan pentingnya nilai luhur tradisi dan budaya dalam penilaian kompetisi tersebut. Desa ini berhasil masuk 50 besar, yang menurut Bupati Ipuk, menandakan apresiasi yang tinggi terhadap kekayaan budaya lokal.

Ritual Tumpeng Sewu digelar sepekan sebelum Hari Raya Idul Adha. Pada hari pelaksanaan, sejak pukul 18:00 WIB, jalan menuju Desa Adat Kemiren ditutup. Semua warga yang ingin masuk desa harus berjalan kaki sebagai bentuk penghormatan terhadap ritual adat ini. Ribuan tumpeng yang ditutup daun pisang disajikan di sepanjang jalan, lengkap dengan lauk khas Desa Kemiren seperti pecel pitik dan sayur lalapan.

Pecel pitik, hidangan ayam kampung panggang yang disajikan dengan parutan kelapa dan bumbu khas Osing, merupakan menu wajib dalam setiap tumpeng. Tradisi ini menciptakan suasana guyub dan kebersamaan, meskipun banyak di antara peserta yang baru pertama kali bertemu.

Sebelum menyantap tumpeng, diadakan iring-iringan barong cilik dan barong lancing yang melintasi jalan desa dalam prosesi Ider Bumi. Barong-barong ini diarak dari dua sisi, timur dan barat, lalu bertemu di titik utama di depan Balai Desa Kemiren, menambah kemeriahan acara.

Dengan kekayaan budaya seperti Tumpeng Sewu, Banyuwangi terus menunjukkan potensinya sebagai destinasi wisata budaya yang mampu menarik perhatian wisatawan dari berbagai penjuru dunia.