Berita

Perayaan Natal Oikumene Lapas Abepura Penuh Sukacita dan Harapan, Menjadi Momen Introspeksi dan Iman

Abepura, Suarapecari.com – Suasana penuh sukacita dan harapan mengisi Perayaan Natal Oikumene Lapas Kelas IIA Abepura pada Kamis, 12 Desember 2024. Acara yang berlangsung di Gereja Kristen Injili (GKI) Jemaat Emaus Lapas Abepura ini mengusung tema “Marilah Sekarang Kita Pergi ke Betlehem” (Lukas 2:15) dengan subtema “Melangkah Dalam Iman, Menjawab Panggilan Allah Seperti Para Gembala, Dengan Keberanian Melangkah dan Percaya pada Janji-Nya dalam Perjalanan Hidup, Meskipun Dalam Keterbatasan.”

Dalam ibadah yang khusyuk ini, Pendeta Barry Jordan yang bertugas sebagai pelayan firman, mengajak seluruh jemaat untuk merenungkan makna Natal melalui tiga nama Yesus: Immanuel, Yesus, dan Kristus. Menurut Pendeta Barry, nama-nama tersebut memiliki makna yang dalam untuk kehidupan umat Kristen.

“Immanuel berarti Allah bersama kita. Yesus adalah Juru Selamat yang membuka jalan keselamatan, dan Kristus adalah Raja Damai yang memerintah selamanya. Kiranya kita terus menjalin hubungan erat dengan Tuhan agar hidup kita menghasilkan buah yang berkenan di hadapan-Nya,” ungkap Pendeta Barry, yang telah mengabdi di Tanah Papua selama 35 tahun.

Ketua Panitia Natal, Ronalda Rumsayor, dalam sambutannya mengucapkan terima kasih atas dukungan dari berbagai pihak yang telah berkontribusi dalam menyukseskan acara ini. Ia menyampaikan bahwa acara ini terlaksana berkat dana dari donatur serta iuran pegawai Lapas Abepura.

“Perayaan Natal ini mengingatkan kita akan makna kelahiran Yesus Kristus. Kami berharap momen ini menjadi pengingat bahwa meskipun dalam keterbatasan, sukacita dan kasih Tuhan selalu menyertai kita,” ujar Ronalda. Ia juga mengucapkan terima kasih kepada GBI Pondok Kemuliaan Hawai Sentani yang turut melayani selama acara berlangsung.

Kepala Lapas (Kalapas) Kelas IIA Abepura, Badarudin, dalam sambutannya, mengajak seluruh warga binaan untuk menjadikan Natal sebagai momen refleksi dan introspeksi diri. Ia menyatakan bahwa meskipun hidup penuh dengan keterbatasan, setiap tantangan merupakan bagian dari proses pembentukan karakter.

“Dengan keterbatasan, kita tidak boleh menyerah. Perjalanan hidup adalah proses pembentukan karakter. Kita harus melangkah dalam iman dan percaya bahwa setiap tantangan adalah bagian dari rencana Tuhan,” tegas Badarudin.

Perayaan Natal ini juga dihadiri oleh Reza, mantan warga binaan yang kini hadir sebagai pengunjung dan aktif melayani. Dalam wawancara bersama tim Humas Lapas Abepura, Reza berbagi pesan inspiratif tentang pentingnya waktu Tuhan.

“Waktu Tuhan selalu yang terbaik. Ketika saya berada di sini sebagai narapidana, saya belajar banyak hal. Kini, saya kembali dengan status yang berbeda. Jadikan semua pelajaran di sini sebagai bekal untuk menjadi pribadi yang lebih baik,” kata Reza dengan penuh semangat.

Salah satu warga binaan, Apin, yang telah mengikuti empat kali perayaan Natal di Lapas Abepura, menyampaikan kesannya mengenai perayaan tahun ini. “Tahun ini suasana Natal terasa istimewa. Meski dalam keterbatasan, sukacita Natal sangat terasa. Saya berharap kita semua tetap semangat dan yakin bahwa suatu saat kita akan berkumpul kembali dengan keluarga,” ucapnya penuh haru.

Perayaan Natal ini juga dimeriahkan dengan pujian dari kelompok musik yang terdiri dari warga binaan, mantan warga binaan, serta petugas Lapas Abepura. Hadir pula perwakilan Divisipas Kemenkumham Papua, Kepala Lapas Abepura beserta jajaran, Kepala UPT di Lingkungan Kanwil Kemenkumham Papua, pensiunan petugas Lapas Abepura, mitra kerja, serta seluruh warga binaan beragama Kristen.

Melalui perayaan ini, Lapas Kelas IIA Abepura menunjukkan bahwa meskipun dalam keterbatasan, iman dan sukacita Natal tetap dapat dirayakan dengan penuh makna. Acara ini juga menjadi pengingat akan kasih Allah yang selalu menyertai umat-Nya dalam setiap langkah hidup mereka.

Exit mobile version