banyuwangi

Didukung UAE dan Clean Rivers, Banyuwangi Bangun Dua Stasiun Pengelolaan Sampah Kapasitas 100 Ton per Hari

Program pengelolaan sampah berbasis sirkular di Banyuwangi

BANYUWANGI – Program pengelolaan sampah berbasis sirkular di Banyuwangi kembali mengalami perluasan. Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, dengan dukungan dari organisasi lingkungan Clean Rivers dan Pemerintah Uni Emirat Arab (UAE), akan membangun dua Stasiun Peralihan Antara (SPA) yang masing-masing mampu menampung hingga 50 ton sampah per hari.

Pembangunan dua fasilitas ini ditujukan untuk memperkuat sistem pengelolaan sampah berkelanjutan dan efisien, sekaligus mendukung visi Banyuwangi sebagai kabupaten hijau.

Proyek ini merupakan tindak lanjut dari penandatanganan perjanjian kerja sama pendanaan yang dilakukan di ajang World Governments Summit 2025 di Dubai, 12 Februari lalu. Penandatanganan tersebut disaksikan langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto.

“SPA ini akan mempercepat proses pemilahan dan pengolahan awal sampah sebelum dikirim ke fasilitas pengolahan akhir, seperti TPST dan TPS3R. Ini akan sangat membantu dalam mengefisienkan sistem transportasi dan meningkatkan kualitas pengelolaan sampah kita,” ujar Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, Selasa (22/4/2025).

Menurut Ipuk, tim dari UAE dan Clean Rivers dijadwalkan akan mengunjungi Banyuwangi bulan depan untuk meninjau kesiapan teknis dan komitmen daerah sebelum proses konstruksi dimulai.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Banyuwangi, Dwi Handayani, menjelaskan bahwa lokasi pembangunan SPA telah disiapkan. Kapasitas dua SPA yang mencapai 100 ton per hari disebutnya cukup untuk menampung produksi sampah dari sekitar 850 ribu warga.

“SPA ini akan menjadi simpul penting yang menyambungkan sumber sampah masyarakat dengan sistem pengolahan lanjutan. Dengan adanya SPA, proses pemilahan sampah akan lebih optimal,” terang Dwi.

Sementara itu, Lintong Manik, Senior Program Manager dari program Banyuwangi Hijau, menjelaskan bahwa pembangunan SPA merupakan bagian dari fase ketiga pengembangan sistem pengelolaan sampah sirkular di Banyuwangi.

Pada fase pertama, telah dibangun TPS3R Balak di Kecamatan Songgon yang melayani 44 desa dan sekitar 250 ribu jiwa, dengan kapasitas 84 ton sampah per hari. Sedangkan pada fase kedua, tengah berlangsung pembangunan TPS3R di wilayah Karetan, Kecamatan Purwoharjo, yang akan menjangkau 37 desa dan melayani hingga 250 ribu penduduk dengan kapasitas pengolahan sekitar 160 ton sampah per hari.

“Melalui SPA pada fase ketiga ini, kami menargetkan tambahan jangkauan layanan hingga 850 ribu jiwa. Jika ketiganya berjalan sesuai rencana, hampir 1,4 juta penduduk Banyuwangi akan terlayani dalam sistem pengelolaan sampah sirkular ini,” jelas Lintong.

Dengan skema ini, Banyuwangi semakin meneguhkan posisinya sebagai daerah percontohan dalam pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan dan inovatif di Indonesia.

Exit mobile version